ELISTON FRANSISKUS NADEAK

Kamis, 25 November 2010

Tak Mau Kecolongan, DPR Cegah Pertamina Akuisisi Medco

Jakarta - DPR mencegah PT Pertamina (Persero) untuk melakukan akuisisi terhadap PT Medco Energi Internasional Tbk melalui pembelian saham Encore Energy. Karena akuisisi ini dinilai akal-akalan untuk membobol Pertamina.

Anggota Komisi VI DPR Nasril Bahar mengatakan, dengan mengakuisisi Medco, Pertamina tidak akan mendapatkan keuntungan yang berarti. Lebih baik Pertamina membeli ladang minyak sendiri ketimbang mengakuisisi perusahaan.

"Akuisisi ini tidak akan menambah produksi minyak siginfikan. Kalau Pertamina punya dana cukup, harusnya dilakukan optimalisasi dari sumur-sumur yang ada. Bahkan ada rumor yang mengatakan ini akal-akalan untuk membobol Pertamina. Kita sepakat tidak mau, kita sudah kecolongan gas Senoro oleh Mitsubishi," jelas Nasril dalam rapat dengan Menteri BUMIN dan Direksi Pertamina di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (25/11/2010).

Dikatakan Nasril dirinya tidak mau berprasangka buruk terhadap rencana Pertamina ini, namun dia ingin mencegah munculnya kerugian-kerugian yang ada.

Di tempat yang sama, Pelaksana Harian Direktur Utama Pertamina Frederick Siahaan menyampaikan, Pertamina sampai saat ini belum memutuskan soal rencana akuisisi Medco.

"Kami hanya melakukan due dilligence selama 30 hari untuk mempelajari. Hingga saat ini direksi dan komisaris belum memutuskan rencana akuisisi tersebut. Sebenernya strategi Pertamina bukan beli saham, tapi hanya ingin evaluasi dan akuisisi pada aset. Hingga saat ini kami belum finalisasi hal tersebut, ujar Frederick.

Seperti diketahui, Pertamina berencana akuisisi saham Encore Energy saat ini menguasai 50,7% saham di PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

Menteri BUMN Mustafa Abubakar dalam rapat tersebut mengatakan, pihaknya belum memberikan persetujuan terkait aksi korporasi Pertamina itu.

"Kami selaku kuasa pemegang saham belum memberikan persetujuan atas aksi korporasi pertamina tersebut," tukas Mustafa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar