Dalam serangan malam kedua, sebuah gedung berlantai tiga di kompleks kediaman Khadafy hancur akibat serangan udara RAF. Sekitar 300 pendukung Khadafy berkerumun di wilayah ini saat berlangsung serangan, tetapi tidak diketahui apakah terdapat korban jiwa dalam serangan itu.
Pesawat tempur Amerika Serikat, Inggris, serta Perancis membombardir sederet tank yang bergerak ke ibukota pemberontak, Benghazi, yang diduduki oposisi di timur Libya. Juru bicara militer Libya telah menyampaikan permohonan gencatan senjata baru kemarin, tetapi AS dan Inggris menyangsikan keinginan Khadafy untuk menghormatinya sehingga kedua negara memutuskan untuk tetap memperkuat zona larangan terbang.
Ancaman terhadap keselamatan Khadafy semakin mengemuka dalam tempo 36 jam terakhir. Hal ini terlihat di antaranya dengan telah hadirnya pasukan khusus Inggris, SAS, di Libya untuk memberikan petunjuk target serangan bagi pesawat pembom RAF.
Selain itu, agen rahasia Inggris M16 telah mengontak beberapa jenderal Khadafy untuk memperingatkan bahwa mereka juga akan menjadi target serangan rudal kecuali mereka membelot.
Serangan RAF merupakan bagian dari operasi militer multinasional pada Sabtu (19/3/2011) dan Minggu (20/3/2011). Inggris melepaskan setengah lusin rudal jelajah Tomahawk dalam serangan yang dilancarkan oleh kapal HMS Triumph serta kapal selam Royal Navy di Mediterania yang ditujukan ke sekitar kota pesisir Tripoli dan Misratah.
Sekitar 110 rudal ditembakkan oleh pasukan AS dan Inggris dan menghantam 20 dari 22 target dengan dampak kerusakan cukup signifikan. Serangan rudal ini diikuti dengan serangan menjelang subuh oleh pesawat pengebom siluman AS dan Tornado milik Inggris.
sumber :
http://internasional.kompas.com/read/2011/03/21/14260165/Ya.Kami.Siap.Membunuh.Khadafy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar