ELISTON FRANSISKUS NADEAK

Kamis, 25 Maret 2010

Pemerintah Antisapi Dampak Buruk ACFTA

Asean China Free Trade Agreement (ACFTA) bisa memberikan kesempatan meningkatkan ekspor produk Indonesia. Juga, bisa sebaliknya berpotensi menggususr industri domestik dan meningkatkan pengangguran. Kata M Ikhsan Modjo, Direktur Institut for Development Economic Finance Indonesia (Indef), disela-sela diskusi “Meningkatkan Daya Saing Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menghadapi ACFTA” dijakarta.

Ketua Forum Daerah (Forda) UKM Yogyakarta, Dwi Hendri, mengakui dampak ACFTA sudah terasa bagi UMKM di daerahnya. “Diluar faktor budaya dan keunikan yang dimiliki, produk UMKM Yogya kalah bersaing dengan produk China”, kata Dwi.

Karena itu, diperlukan agenda perbaikan agar UKM dapat bersaing di dalam ACFTA dan tidak memberi dampak buruk bagi UMKM. Diskusi tersebut di selenggarakan Jaringan Nasional Pendukung UMKM (JNPUMKM), dimaksudkan untuk mengingat pemerintah, DPR, pelaku usaha terutama UMKM dam masyarakat akan faktor-faktor penting agar UMKM siap menghadapi pelaksanaan CAFTA.

Pemerintah perlu segera mengajukan RUU Lembaga Keuangan Mikro dalm program legislasi tahun ini. Sebab, akses sumber keuangan masih menjadi isu menghambat pelaku UMKM maju. Tercermin dari rendahnya penyaluran KUR, walaupun alokasi dan plafon KUR dinaikkan, kata Ferry Dzulkifli Latief, ketua badan Pengurus JNPUMKM.

Hal senada, dilontarkan anggota Presidium Nasional Ikatan Candekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sugiharto, saat memberikan keterangan pers, sesuai bertemu Wapres Boediono di Istana Wapres, Jakrata. ICMI merekomendasikan agar pemerintah memiliki kebijakan politik ekonomi yang jelas dalam membangun daya saing dari comparative advantage menjadi competitive advantage.

Karena itu, pemrintah diimbau membangun sumber ekonomi yang berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi “tandas Sugiharto bekas Meneg BUMN itu. Ketua dewan tani Indonesia, Feri Juliantono, menilai di tengah-tengah ketidakseimbangan perekonomian nasional, kebijakan perdagangan bebas dengan Cina hanya akan mengakibatkan munculnya masalah abru. Seperti PHK, penghentian kegiatan produksi dari sektor-sektor yang kena dampak langsung dalam jangka pendek maupun menengah. Misalnya, sektor pabrikasi tekstil dan pertanian. Terutama, alat dan mesin pertanian, bemih dan kemungkinan pupuk-pupuk organik. Pelaksanaan ACFTA bisa memperburuk suasana dan ketidakadilan yang diakibatkan kebijakan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar