ELISTON FRANSISKUS NADEAK

Rabu, 05 Mei 2010

Kontribusi Telkom ke Negara Terus Meningkat

Seberapa besar kontribusi yang bisa diberikan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) kepada negara sebagai pemilik terbesar sahamnya akan sangat ditentukan oleh kinerja operasional yang dicapainya.

Seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima okezone, di Jakarta, Rabu (5/5/2010), fakta menunjukkan bahwa dari ke kontribusi TLKM terhadap negara dalam bentuk pajak-pajak (PPH, PPN, PBB, dan sebagainya), dividen, Biaya Hak Penggunaan (BHP) Frekuensi dan lain-lain, selalu signifikan, termasuk kontribusi selama 2009 yang mencapai hampir Rp20 triliun.

Kalau pada 2003, TLKM “hanya” mampu memberikan kontribusi kepada negara senilai Rp10,25 triliun, maka nilai kontribusi tersebut naik menjadi Rp 12,03 triliun pada 2004 dan Rp14,48 triliun pada 2005. Selanjutnya nilai kontribusi TLKM kepada negara terus mengalami peningkatan, yaitu Rp 15,03 triliun pada 2006, Rp22,31 triliun pada 2007, dan Rp23,44 triliun pada 2008.

Selama 2009, TLKM tetap mampu memberikan kontribusi yang signifikan ke kas negara dengan nilai mencapai hampir Rp20 triliun. Meskipun persaingan antaroperator berlangsung sangat ketat, TLKM tetap pada komitmennya untuk menyumbangkan yang terbaik bagi perekonomia Negara.

Kontribusi TLKM pada dasarnya tak bisa dilepaskan dari kinerja bisnisnya sebagai operator ICT terbesar di Indonesia. Sejak 2003 TLKM tercatat senantiasa mengalami pertumbuhan berkesinambungan.

Peningkatan yang signifikan terlihat juga pada nilai kapitalisasi pasar TLKM. Jika pada 2003 market cap TLKM baru mencapai Rp 68 triliun, maka pada 2009 nilainya mencapai 190,5 triliun dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) 18,7 persen. Fluktuasi sempat mewarnai perjalanan nilai kapitalisasi pasar TLKM. Pada 2004 kapitalisasi pasar TLKM tercatat Rp97,3 triliun, meningkat menjadi Rp118,9 triliun pada 2005, meningkat lagi menjadi Rp203,6 triliun pada 2006 dan Rp204,6 triliun pada 2007. Pada 2008 nilai market cap TLKM turun menjadi Rp139,1, namun kemudian bangkit lagi menjadi Rp190,5 triliun pada 2009.

Kinerja keuangan yang positif selama triwulan I-2010 memberikan keyakinan bahwa TLKM tetap akan mampu memberikan kontribusi yang berarti kepada negara. Laporan kinerja triwulan pertama 2010, yang diumumkan 30 April lalu, menunjukkan laba bersih TLKM tumbuh 13,0 persen menjadi Rp2,8 triliun dibandingkan periode yang sama 2009 sebesar Rp2,5 triliun.

Nilai kontribusi TLKM kepada negara diharapkan terus meningkat di masa-masa mendatang, meski itu tidaklah mudah dicapai di tengah kondisi persaingan yang semakin tajam.

Calon Pengganti Menkeu Harus Kendalikan Ekonomi


Sri Mulyani menjadi Managing Director Bank Dunia sudah diputuskan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), selanjutnya calon pengganti Sri Mulyani pun akan dipersiapkan.

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa mengatakan bila calon pengganti Menkeu harus mengendalikan ekonomi dan mempunyai kredibilitas di mata internasional.

"Penggantinya harus bisa mengendalikan ekonomi dan fiskal. Kita butuh modal besar untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur," ucapnya, di Jakarta, Rabu (5/5/2010).

Selain itu, pengganti Sri Mulyani juga harus mampu membuat terobosan dalam keuangan. "Harus mampu buat terobosan dan pengalaman di keuangan untuk mencapai target pembangunan pemerintah,"imbuhnya.

Saat ditanyakan lebih lanjut siapa kandidat yang tepat menggantikannya, Erwin enggan memberitahu siapa calon pengganti yang tepat. "Itu hak prerogatif Presiden," tukasnya.

Kendati demikian, pihaknya bangga atas terpilihnya Sri Mulyani sebagai Managing Director di Bank Dunia. "Saya bangga beliau terpilih. Itu merupakan prestasi seorang putri Indonesia,"